Tugas Analisis Perbaikan 1

Posted by : Rachmawati
Rachmawati   15205241059
Puput Handayani      15205241072
Kelas K

Analisis
Keterangan
Bukti
Kalimat efektif
Kalimat yang digunakan masih belum efektif karena masih ada beberapa yang dalam penulisannnya belum tepat
-Tetapi barangkali ada orang yang tergelitik untuk bertanya. ( seharusnya untuk diawal kalimat tidak boleh menggunakan tetapi. Lebih baik menggunakan “akan tetapi,”
-
Bahasa lugas
Pokok bahasannya hanya pada satu bahsan
Hanya membahas permasalahan tentang bahasa daerah yang perlu dilestarikan
Gramatikal

 Susunan gramatikal pada artikel tidak menggunakan gramatikal, karena tidak ada yang terbentuk dari imbuhan, kata rangkap atau kata majemuk yang dapat merubah arti yang berkaitan dengan konteks yang digunakan.




Bahasa Indonesia
Basa Jawi
Bahasa Daerah: Kekayaan Budaya Yang Harus Tetap Lestari

Basa Daerah: Budaya Daerah ingkang Kedah Lestantun

     PADA era globalisasi dan modernisasi ini, berbicara tentang bahasa daerah—yang umumnya merupakan bahasa ibu di Nusantara tercinta—boleh jadi bukan sesuatu yang menarik dan menantang. Pembaca tak perlu terkejut akan hal ini karena kenyataan menunjukkan bahwa pamor bahasa daerah sudah kalah (jauh) dibandingkan dengan bahasa nasional kita, apalagi dengan bahasa Inggris—yang dijuluki bahasa internasional—walaupun sebenarnya belum separo penduduk dunia menggunakannya sebagai alat komunikasi antarbangsa. Tetapi barangkali ada orang yang tergelitik untuk bertanya: Jika demikian, mengapa masih ada sejumlah orang yang terus mengurusi bahasa daerah walaupun usaha mereka itu boleh dikatakan ibarat mengutak-atik gerbong tua yang diharapkan kembali berjalan di atas rel yang baru? Orang boleh saja mencibir bahasa daerah yang dianggap tidak mendatangkan aliran tunai ke kantong atau rekeningnya. Namun dari sudut pandang budaya, orang yang (masih) mencintai budaya bangsanya akan menangis dalam hati memikirkan nasib bahasa-bahasa daerah yang pada umumnya tak kunjung mengalami perbaikan dan kemajuan, malah makin tersudut dalam percaturan kebahasaan di dusun global ini.
Wonten jaman modern  samenika, ngrembag perkawis basa daerah ingkang limrahipun dados bahasa ibu wonten masarakat menika sampun boten angsal kawigatosanipun. Wonten kasunyatanipun, basa daerah menika sampun kalah kaliyan bahasa nasional kula panjenengan sedaya ( Bahasa Indonesia), punapa malih kaliyan basa Inggris—ingkang dados basa internasional. Ananging saking sudut pandang budaya, taksih wonten tiyang ingkang sami ngrembag dhateng basa daerahipun, tiyang-tiyang ingkang taksih tresna marang budaya bangsanipun menika sami susah amargi basa daerahipun sampun boten wonten ingkang nglestantunaken.
Disadari atau tidak, hegemoni bahasa sedang terjadi di dalam masyarakat dan lingkungan hidup kita. Dan tentu saja bahasa-bahasa “besar” yang dianggap “lebih bermanfaat” itulah yang memiliki hegemoni.
Karena asas manfaat itu pula, maka setiap orang yang hendak mempelajari sebuah bahasa baru biasanya memperhatikan terlebih dahulu manfaat (ekonomi) dari bahasa itu. Apakah bahasa yang baru dipelajari itu akan mendatangkan keuntungan material bagi dirinya? Bahasa-bahasa “besar” pun kadang-kadang menjadi objek pertimbangan untung-rugi. Misalnya ketika hendak belajar bahasa Spanyol atau Mandarin, orang akan bertanya mana di antara kedua bahasa tersebut yang lebih menguntungkan, misalnya dalam pasar kerja internasional. Tidak ada salahnya, karena mempelajari bahasa baru juga merupakan investasi. Tetapi tentu prinsip untung-rugi ini akan berdampak sangat negatif jika diterapkan juga pada bahasa daerah.
Apabila setiap pribadi mengedepankan aspek di atas dalam menyikapi bahasa daerah, maka sudah nyaris pasti bahwa bahasa-bahasa daerah, karena dianggap tidak berguna secara ekonomi, akan ditinggalkan. Tidak mengherankan jika orang berkata: “Untuk apa capai-capai dan buang waktu belajar bahasa yang tidak laku di pasar?” Para orang tua yang berpikir bahwa bahasa daerah tidak ada faedahnya bagi kehidupan masa depan tidak akan bersedia mewariskan bahasa ibunya kepada anak-anaknya.
Hegemoni basa samenika sampun kadadosan wonten masarakat. Saged dipuntingali bilih samenika basa Indonesia saha basa Inggris langkung dominan utawi langkung dipunginakaken. Pramila saking menika tiyang ingkang bade sinau basa kedah milah-milah basa menapa ingkang saged paring manfaat ageng utamanipun wonten bidang ekonomi. Boten lepat bilih masarakat lajeng sinau basa-basa ingkang potensial wonten bidang ekonomi, ananging kahanan menika ndadosaken basa daerah langkung boten dipungatosaken kawontenanipun. Saking menika, tiyang sepuh anggadhahi pamanggih bilih basa daerah menika boten saged maringi manfaat kangge masa depan lajeng boten ngajaraken bahasa ibunipun marang putra putrinipun.
Lain halnya dengan UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization). Menyadari betul betapa pentingnya bahasa ibu bagi kehidupan umat manusia, maka pada tanggal 21 Februari 1991 di Paris, lembaga PBB ini mencanangkan Hari Bahasa Ibu Sedunia, yang diharapkan dapat berlangsung setiap tahun guna memajukan keanekaragaman budaya dan bahasa dunia. Diharapkan dengan peringatan hari bahasa ini setiap individu, lembaga, dan pemerintah dapat melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi pelestarian dan kelestarian bahasa ibu di setiap negara, khususnya melalui pendidikan, dengan mengenalkan bahasa ibu/daerah sejak dini kepada anak-anak agar bahasa ini tidak punah, karena mereka adalah generasi penerus bangsa.
Beda malih kaliyan UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization), ingkang gadhah pamanggih bilih basa daerah utawi basa ibu menika wigati sanget. Pramila  tanggal 21 Februari 1991 wonten Paris, UNESCO ndadosaken tanggal menika minangka tanggal Hari Bahasa Ibu Sedunia, pangajabipun saged dipunpengeti saben tahunipun lajeng saged dados sarana nglestantunaken budaya saha basa-basa daerah wonten donya. Ancas saking dipunwontenaken dinten basa ibu menika supados saben tiyang saged nglestantunaken basa ibu bangsanipun, mliginipun sarana pendhidhikan, kanthi ngajaraken basa ibu (basa daerah) wiwit saking alit wonten ing padintenan supados tepang kaliyan basa ibunipun.

0 komentar:

Posting Komentar