Layar
Terkembang
Unsur
Instrinsik Novel :
1. Tema : Emansipasi Wanita Indonesia
2. Latar / Setting : - Gedung Akuarium di Pasar Ikan,
- Rumah Wiriaatmaja
- Mertapura di Kalimantan Selatan
- Rumah Sakit di Pacet
- Rumah Partadiharja
- Gedung Permufakatan
3. Alur : Maju
4.
Sudut Pandang : Orang ketiga yang ditandai dengan menggunakan nama dalam
menyebutkan tokoh-tokohnya.
5.
Penokohan
a. Maria : Anak Raden Wiriaatmaja,
seseorang yang mudah kagum,mudah memuji dan memuja,lincah dan periang.
b. Tuti : Anak Raden Wiriaatmaja, seseorang
yang aktif dalam berbagai kegiatan wanita,selalu serius,jarang memuji,pandai
dan cakap dalam mengerjakan sesuatu.
c. Yusuf : Putra Demang Munaf di Mrtapura,
seseorang mahasiswa kedokteran yang pandai dan baik hati.
d. Wiriaatmaja : Ayah dari Maria dan Tuti,
seorang yang memegang teguh agama,baik hati dan penyayang
e. Partadiharja : Adik Ipar Wiriaatmaja,
seseorang yang baik hati, teguh pendirian dan peduli antar sesama.
f. Saleh : Adik Partadiharja, seorang
lulusan sarjana yang sangat peduli akan alam sehingga ia mengabdikan diri
sebagai seorang petani.
g. Rukamah : Sepupu
Tuti dan Maria, seseorang yang baik hati dan suka bercanda.
h. Ratna : Istri saleh, Seorang petani yang
pandai dan baik hati.
i. Juru Rawat : Seorang
yang baik hati.
7.
Amanat : - Jangan egois, tetaplah peduli pada lingkungan sekitarmu
-Perempuan harus
memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat memberikan pengaruh yang sangat
besar didalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan demikian perempuan dapat
lebih dihargai kedudukannya di masyarakat.
8.
Sinopsis:
Tuti adalah putri sulung Raden Wiriatmadja.Dia dikenal sebagai
seorang gadis yang pendiam teguh dan aktif dalam berbagai kegiatan organisasi
wanita.Watak Tuti yang selalu serius dan cenderung pendiam sangat berbeda
dengan adiknya Maria.Ia seorang gadis yang lincah dan periang.
Suatu hari, keduanya pergi ke pasar ikan.Ketika sedang asyik
melihat-lihat akuarium, mereka bertemu dengan seorang pemuda.Pertemuan itu
berlanjut dengan perkenalan.Pemuda itu bernama Yusuf, seorang Mahasiswa Sekolah
Tinggi Kedokteran di Jakarta.Ayahnya adalah Demang Munaf, tinggap di Martapura,
Sumatra Selatan.
Perkenalan yang tiba-tiba itu menjadi semakin akrab dengan
diantarnya Tuti dan Maria pulang.Bagi yusuf, perteman itu ternyata berkesan
cukup mendalam.Ia selal teringat kepada kedua gadis itu, dan terutama
Maria.Kepada gadis lincah inilah perhatian Yusuf lebih banyak
tertumpah.Menurutnya wajah Maria yang cerah dan berseri-seri serta bibirnya
yang selalu tersenyum itu, memancarkan semangat hidup yang dinamis.
Esok harinya, ketika Yusuf pergi ke sekolah, tanpa
disangka-sangka ia bertemu lagi dengan Tuti dan Maria di depan Hotel Des Indes.
Yusuf pun kemudian dengan senang hati menemani keduanya berjalan-jalan.Cukup
hangat mereka bercakap-cakap mengenai berbagai hal.
Sejak itu, pertemuan antara Yusuf dan Maria berlangsung lebih
kerap.Sementara itu Tuti dan ayahnya melihat hubungan kedua remaja itu tampak
sudah bukan lagi hubungan persahabatan biasa.
Tuti sendiri terus disibuki oleh berbagai kegiatannya.Dalam
kongres Putri Sedar yang berlangsung di Jakarta, ia sempat berpidato yang
isinya membicarakan emansipasi wanita.Suatu petunjuk yang memperlihatkan
cita-cita Tuti untuk memajukan kaumnya.
Pada masa liburan, Yusuf pulang ke rumah orang tuanya di
Martapura. Sesungguhnya ia bermaksud menghabiskan masa liburannya bersama
keindahan tanah leluhurnya, namun ternyata ia tak dapat menghilangkan rasa
rindunya kepada Maria. Dalam keadaan demikian, datang pula kartu pos dari Maria
yang justru membuatnya makin diserbu rindu. Berikutnya, surat Maria datang
lagi. Kali ini mengabarkan perihal perjalannya bersama Rukamah, saudara
sepupunya yang tinggal di Bandung. Setelah membaca surat itu, Yusuf memutuskan
untuk kembali ke Jakarta, kemudian menyusul sang kekasih ke Bandung. Setelah
mendapat restu ibunya, pemuda itu pun segera meninggalkan Martapura.
Kedatangan Yusuf tentu saja disambut hangat oleh Maria dan
Tuti.Kedua sejoli itu pun melepas rindu masing-masing dengan berjalan-jalan di
sekitar air terjun di Dago.Dalam kesempatan itulah, Yusuf menyatakan cintanya
kepada Maria.
Sementara hari-hari Maria penuh dengan kehangatan bersama
Yusuf, Tuti sendiri lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca
buku.Sesungguhpun demikian pikiran Tuti tidak urung diganggu oleh keinginannya
untuk merasakan kemesraan cinta. Ingat pula ia pada teman sejawatnya, Supomo.
Lelaki itu pernah mengirimkan surat cintanya kepada Tuti.
Ketika Maria mendadak terkena demam malaria, Tuti menjaganya
dengan sabar.Saat itulah tiba adik Supomo yang ternyata disuruh Supomo untuk
meminta jawaban Tuti perihal keinginandsnya untuk menjalin cinta
dengannya.Sesungguhpun gadis itu sebenarnya sedang merindukan cinta kasih
seorang, Supomo dipandangnya sebagai bukan lelaki idamannya. Maka segera ia menulis
surat penolakannya.
Sementara itu, keadaan Maria makin bertambah parah.Kemudian
diputuskan untuk merawatnya di rumah sakit.Ternyata menurut keterangan dokter,
Maria mengidap penyakit TBC. Dokter yang merawatnya menyarankan agar Maria
dibawa ke rumah sakit TBC di Pacet, Sindanglaya Jawa Barat.
Perawatan
terhadap Maria sudah berjalan sebulan lebih lamanya. Namun keadaannya tidak
juga mengalami perubahan.Lebih daripada itu, Maria mulai merasakan kondisi
kesehatan yang makin lemah. Tampaknya ia sudah pasrah menerima kenyataan.
Pada suatu kesempatan, disaat Tuti dan Yusuf berlibur di rumah
Ratna dan Saleh di Sindanglaya, disitulah mata Tuti mulai terbuka dalam
memandang kehidupan di pedesaan. Kehidupan suami istri yang melewati
hari-harinya dengan bercocok tanam itu, ternyata juga mampu membimbing
masyarakat sekitarnya menjadi sadar akan pentingnya pendidikan. Keadaan
tersebut benar-benar telah menggugah alam pikiran Tuti. Ia menyadari bahwa
kehidupan mulia, mengabdi kepada masyarakat tidak hanya dapat dilakukan di kota
atau dalam kegiatan-kegiatan organisasi, sebagaimana yang selama ini ia
lakukan, tetapi juga di desa atau di masyarakat mana pun, pengabdian itu dapat
dilakukan.
Sejalan dengan keadaan hubungan Yusuf dan Tuti yang belakangan
ini tampak makin akrab, kondisi kesehatan Maria sendiri justru kian
mengkhawatirkan.Dokter yang merawatnya pun rupanya sudah tak dapat berbuat
lebih banyak lagi.Kemudian setelah Maria sempat berpesan kepada Tuti dan Yusuf
agar keduanya tetap bersatu dan menjalin hubungan rumah tangga, Maria
menghembuskan napasnya yang terakhir. “Alangkah bahagianya saya di akhirat
nanti, kalau saya tahu, bahwa kakandaku berdua hidup rukun dan berkasih-kasihan
seperti kelihatan kepada saya dalam beberapa hari ini. Inilah permintaan saya
yang penghabisan dan saya, saya tidak rela selama-lamanya kalau kakandaku
masing-masing mencari peruntungan pada orang lain”. Demikianlah pesan terakhir
almarhum Maria. Lalu sesuai dengan pesan tersebut Yusuf dan Tuti akhirnya tidak
dapat berbuat lain, kecuali melangsungkan perkawinan karena cinta keduanya
memang sudah tumbuh bersemi.








Author by